Pameran seni rupa dengan Tajuk “ENERGI SENI” yang diikuti oleh 18
seniman, yang akan menampilkan karya terbaru dan terbaik mereka di
PLAZA INDONESIA,JAKARTA (FUNCTION HALL LANTAI 2) PADA TANGGAL 11 S/D
19 AGUSTUS 2018Mereka yang akan tampil pada pameran ini adalah seniman
dari berbagai aliran seni serta lintas generasi seperti Djoko Pekik
(1938), Heri Dono (1960), Putu Sutawijaya (1970), Erica (1971), Indra
Dodi (1980), Umbu Tanggela (1956) dan Putranya Rato Tanggela (1990)
Catatan Kuratorial: Suwarno Wisetrotomo
Kata ‘energi’ juga bermakna daya, kekuatan, gairah, vitalitas,
elan, spirit, atau gairah. Ia melibatkan yang fisik dan non-fisik.
Yang fisik terkait dengan kekuatan yang bisa diukur dan terukur. Jika
melampaui batas, maka berdampak negatif pada raga. Kemudian yang
non-fisik, seringkali tampak tak terbatas, tanpa tepi, dan terasa
liar. Semakin melampaui batas, semakin menemukan daya (sebutlah
semacam ide-ide, terkait isi, bentuk, dan fungsi) yang tak terduga.
Demikianlah proses kreatif berpikir dan berkarya seni yang melibatkan
seluruh daya; daya nalar, daya renung, dan daya artistik. Berkesenian,
tak bisa tidak, harus mengerahkan seluruh daya, agar produk karya seni
memiliki dua energi yang menyatu, yakni daya pukau dan sekaligus daya
ganggu. Pencapaian semacam ini, sekali lagi, hanya mungkin terjadi
jika seniman bertumpu pada nalar, kepekaan jiwa, dan kepiawaian
artistik. Ketiganya bukan kebetulan, juga bukan jatuh dari langit,
tetapi buah dari upaya yang tak kenal menyerah.
Karya seni yang memesona secara visual, dan mengganggu secara isi dan
pesannya, dapat dikatakan sebagai karya yang memancarkan energi
positif bagi penontonnya. Energi positif ini penting, karena seni
memang menjadi medium yang sangat efektif untuk membangun pengertian
antar manusia. Seni semestinya berada di atas banyak persoalan; isu
suku, agama, ras/etnik, ideologi, politik, misalnya, akan menemukan
“ruang pertemuan dan ruang dialog” melalui karya seni. Seperti
halnya bidang olah raga, dunia seni juga sangat memerlukan sikap
sportif. Semua pendapat harus disertai dengan argumentasi yang jelas
dan kuat, sehingga perbedaan apapun yang muncul, tetap harus bersikap
saling menghargai. Karena memang, tak ada makna seni yang tunggal dan
absolut.
Peristiwa Pameran Seni Rupa bertajuk ENERGI SENI dihasratkan untuk
menumbuhkan pemahaman seperti itu. Menularkan energi kreatif dan
positif merupakan tanggung jawab sosial dan moral setiap individu.
Melalui medium karya seni rupa, diseminasi perkara energi seni,
menemukan ruangnya yang menarik dan mengundang beragam kemungkinan,
khususnya di area pemaknaan seni. Pameran ini diharapkan dapat
menghadirkan beragam karya seni rupa yang memancarkan ‘pesona
seni’, ‘imaji seni’, ‘mengundang pemaknaan yang beragam’,
‘menumbuhkan semangat dan daya hidup’, dan itulah yang dimaksudkan
sebagai “energi seni”. Melalui berbagai karya seni, siapapun kita,
akan tersentuh dan tumbuh daya hidup kita dengan lebih manusiawi.
(Suwarno Wisetrotomo / Kurator )
culture
art
exhibit
sculpture
painting
2603
Views
21/08/2018 Last update